Jumat, 16 September 2016

ALLAH YANG TAK NAMPAK


Penegetahuan agam itu doktrin dari nenek moyang kita, dam hanya orang-orang yang menemukan keyakinan agamanya dengan sendiri dia merupakan penganut yang sejati. Slogan ini memang benar apa adanya siapa saja yang terlahir maka orang tuanya yang membimbing dengan doktrinisasi keyakinan agamanya. Apakaha termasuk agama islam? Iyah benar termasuk didalam agama islam terdapat doktrinisasi. Bahkan Rasulullah pun bersabda "Setiap anak adam yang lahir itu fitrah, dan yang menjadikannya ia yahudi atau majusi adalah kedua orang tuanya".

Diindonesi sendiri yang menganut agama islam gak seluruhnya atas kehendaknya. Melainkan islam turunan. Kemudian apakah kita menyalahkan agamanya? Ohh tentu jelas tidak. Karena didalam agama islam memberi kebebasan kepada seluruh muslimin untuk memilih keyakinannya masing-masing dan tidak ada unsur paksaan. Tapi mengapa ada hukum doktrinisasi terhadap anak-anak kamu muslimin sendiri? Karena apa salahnya kita memperkenalkan islam terhadap keluarga baru.

Mayoritas orang Indonesia menganut agama islam keturunan penulis menulis. Apa alasannya? Karena gak semua muslim diIndonesia bahkan bukan hanya diIndonesia saja negara-negara belahan duniapun masih banyak yang menganut islam nenek moyang. Karena ketika ditanya tentang islam itu apa? kenapa haru islam agamnya? bagaimana islam menjadi agama yang hak dibanding agama lain? sebagian dari muslimin sendiri belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Bahkan ketika ditanya dimana tuhanmu? kenapa tidak nampak? masih banyakk yang kebingungan. Makanya penulis berani mengatakan bahwa kaum sebagian kaum muslimin menganggap islam itu adalah agama nenek moyang.

Penulis pernah mendapat cerita bahwa ada seorang anak kecil yang duduk dibangku kelas dua sekolah dasar. Ketika ia bertanya kepada ayahnya tentang Allah itu dimana? lalu ayahnya menjawab Allah itu GHAIB makanya tidak nampak. Nah disini harus diperhatikan, kata GHAIB tidak pernah ada disifat wajibnya Allah. Sifat wajibnya Allah itu WUJUD, yang artinya ada. Semisal Allah itu ghaib, berarti Allah itu setara dengan makhluknya sebangsa Malaikat, Iblis, Jin dsb.

Lantas bagaimana jawaban penulis sendiri ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama. Penulis menjawab ; Allah itu Wujud, Allah itu ada cuman tidak nampak. Kenapa tidak nampak? karena memang keterbatasan kemampuan kita sebagain makhluknya, agar kita bisa lebih Tawadhu menyadari kekurangannya. Labih baik kita berperasangka baik terhadapnya. Allah itu adil, kemudian apa hubungannya wujud Allah dengan Adil. Iyah karena ketika Allah nampak, bagaimana dengan hambanya yang buta. Maka dari itu Allah adil untuk seluruh makhluknya untuk tidak bisa melihat Allah yang wujudnya, Cukup dengan meyakini bahwa Allah itu ada,

Adapun sebagian lainnya telah mendengar, tertulis dalam Al-Qur'an bahwa Allah ada "di mana-mana", tetapi mereka tidak dapat meyakini arti sebenarnya. Mereka mengira bahwa Allah mengitari segala hal seperti gelombang radio atau seperti gas yang tidak kelihatan dan tidak berwujud.

Akan tetapi, keyakinan ini dan keyakinan lain yang tidak dapat menjelaskan "di mana" Allah berada (dan mungkin karena menolak Allah) semuanya berdasarkan pada kesalahan lazim. Mereka berprasangka tanpa landasan apa pun dan kemudian beralih pada opini yang salah tentang Allah. Prasangka apa? Prasangka ini mengenai hakikat dan sifat zat. Kita sedemikan terkondisi dalam pemikiran takhyul kita tentang keberadaan zat sehingga kita tidak pernah berpikir apakah materi itu ada ataukah tidak ada atau hanya bayang-bayang. Ilmu pengetahuan modern menghancurkan prasangka ini dan membuka dan menunjukkan kenyataan penting ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar